Ternyata Hati Berbeda dengan Liver
Oleh Lilik Nurmalia
Kenali dirimu, maka kamu kenal Allah.
Baca kitabmu maka sadar siapa dirimu (QS. 17. ayat 14)
Hati (heart) bukan liver. Inilah kesepakatan bahasa, hati (heart) yg ada dalam dada adalah otot jantung yg tidak pernah ngantuk apa lagi tidur, terus menerus memompa darah. Mengalirkan, menghidupkan, meniupkan darah yg terus menerus mengedarkan sari makanan/rejeki untuk membentuk energi, itulah sang hidup. Bayangkan jika jantung berhenti….??
Watammat kalimaturobbika sidqowwaadla…
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 115)
Sempurna tugas rasul. Fungsi jasad berakhir, kejadian jasad dari kalimat Tuhan
Kun fayakun…(QS. 36 ayat 82)
Ternyata hati berbeda dengan liver
Hati / heart adalah otot jantung yg selalu bergerak memompa darah tidak pernah berhenti, mengirim nutrisi untuk bergabung dengan udara guna membentuk energi, itulah hidup sang hidup, terwujud dari gabungan nutrisi dan udara yg dialirkan didalam air dan teroksidasi di dalam molekul(malaikat yg bertugas QS. 97 ayat 1-5
Hati / liver Adanya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berfungsi sebagai dedoksifikasi, mengimpan kelebihan gula, sintesa protein untuk pertumbuhan,menghasilkan hormon pencernaan.
Maka ada hadist, Rasulullah SAW pernah bersabda,’Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Maka jelaslah untuk kita, liver menjaga tubuh, memelihara kendaraan. Heart memompa hidup dan mengalirkan kehidupan…
Dari hati yg berada di dalam dada(berupa otot jantung), secara fisik punya 2 sifat. Sifat jasad berbentuk otot sadar, namun bekerja secara otomatis, hidup dan menghidupkan
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 255)
Jantung menghidupkan, bekerja tak pernah henti, mengalurkan darah. Siapa darah?
Sipengatur segala urusan, sehingga terjadi keseimbangan, jika sesusi aturan. Darah mengatur segala urusan.(ruhufiha)
تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَا لرُّوْحُ فِيْهَا بِاِ ذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍ
“Pada malam itu ,turun para malaikat dan Rokhufiiha dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.”
(QS. Al-Qadr 97: Ayat 4)
Darah bertugas :
- Mengedarkan sari makanan
- Mengedarkan oksigen
- Mengatur kadar gula
- Membunuh kuman
- menutup luka
Darah ini tunduk patuh pada otot jantung, getaran sang Hidup yg menghidupkan. Dengan kode impuls, darah mengendapkan semua penghalang, seperti kolesterol jahat yg terbawa, secara sadar kita menambah berat beban kerja darah, sehingga terjadi timbunan sampah dalam perjalanan para malaikat. Sehingga jalan bebas hambatan itu jadi tersendat sendat. Semakin lambat kita sadari hal ini, maka semakin banyak penyakit.
Mari sadari, semakin susah kita mengikuti aturan maka semakin sulit malaikat kita bekerja. Karena malaikat itu tunduk patuh. Maka mudahkan ruhufiiha bekerja sesuai aturan, yg diperintahkan sang hidup. Agar dia menghidupkan.
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 168)
Sadarlah kami, betapa zdalimnya diri ini. Menyuruh Allah menyehatkan, mengobati, tapi tingkah kita tidak mau tahu, sungguh engkau menjadi penantang yg nyata
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَبِظُلْمٍ مِّنَ الَّذِيْنَ هَا دُوْا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبٰتٍ اُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَثِيْرًا
fa bizhulmim minallaziina haaduu harromnaa ‘alaihim thoyyibaatin uhillat lahum wa bishoddihim ‘ang sabiilillaahi kasiiroo
“Karena kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan bagi mereka makanan yang baik-baik yang (dahulu) pernah dihalalkan; dan karena mereka sering menghalangi (orang lain) dari jalan Allah,”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 160)
Apa hubungan kedzaliman dengan makanan?
يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَآ اُحِلَّ لَهُمْۗ قُلْ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِّنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِيْنَ تُعَلِّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللّٰهُ فَكُلُوْا مِمَّآ اَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah, “Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka, makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.””
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 4)
وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ
“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 88)
Editor : Dhiatiko Dhaifullah Habibi